Mar 7, 2008

Cerita Ifa: Minggu-Minggu Pertama

a. And so the happy cleaning story continues...
Walaupun rumah/unit yg berhasil didapatkan Rival bagus banget dengan segala fasilitasnya, tapi ternyata butuh facial yang lumeyen. Alergi hidung buntu gua langsung kambuh deh. Itu pun menurut Rival si rumah udah dibersihkan sama dia & Dito sebelum kita datang. Karpetnya di steam and dia juga gosok-gosok dapur sampai pagi. Jadi kerjaan gua dari datang sampai hari ini (selain jalan-jalan ke City selama 1 hari minggu lalu utk beli stroller buat Raeka yang membuat gua agak merasa udh di luar negeri) adalah bersih-bersih terus. Sabun favorit? "Shelley's Sugar Soap!"...noda-noda lama pun hilang. Manalagi kulit gua n anak-anak jadi kering banget sampai luka-luka. Untung hari ini udah beli pelembab yg katanya oke menurut orang-orang yg sdh lama tinggal di sini. Sorbolene.

b. I love discounts...
Nah., kalo belanja sekarang liat-liat kalo ada yg special price he3x. Kalo ngga ada ya pilih yang merek punya Coles (seperti carrefournya sini) sendiri yang pasti lebih murah dari merek-merek lain. Apa-apa mahal ya bo. Katanya sih biar ngga stress jangan di kurs ke rupiah terus, anggep aja $10 seperti Rp 10,000.

Rival berhasil dapet kerja sebagai newspaper boy. Minggu ini masih training sih, minggu depan baru kerja benerannya. Tiap pagi bangun jam 4 karena jam kerja mulai dari jam 4.30. Dengan masih belekan dan ngopi doang berangkatlah dia. Selesainya tergantung seberapa jago nantinya dia ngelempar korannya. Kalau udh jago seperti Dito, sejam bisa selesai, pulang dan tidur lagi. Bayarannya $35 satu round. Ini model kerjaan yg paling ideal buat student karena ngga mengganggu jam kuliah dan bayarannya juga lumayan.
Rival lagi berusaha keras menghafal rumah and kantor yg langganan koran karena walau ada listnya, tidak dianjurkan meloper sesuai list, bisa berjam2 karena muter-muter kesana kemari. Sangat dianjurkan meloper sesuai rute jalan dan karena belom tentu setiap rumah di rute tersebut langganan koran, Rival harus menghafal rumah mana yg berlangganan. Alamat dia juga akan semakin kurus karena lari-lari setiap hari (dia udah turun 8 kg btw) kl udh jago seharusnyadia bisa ngelempar dari dalam mobil dan ndak perlu lari. Gw juga rencananya pengen cari kerja, tapi visa gw harus dirubah dulu and butuh waktu paling kurang 2 minggu untuk ngurus itu. Yang jelas biar ada lowongan di 1000 tempat, gw ngga mau jadi cashier toko ya bo...pok, kapok,pok.

c. Fikhar n Raeka
Sekolahnya Fikhar gratis, walaupun ada parents contribution $110, katanya nanti diganti sama Federal Government. Pake seragam tiap hari dan secara kita baru sanggup beli 1 kaos, tu kaos dicuci hampir tiap hari n dipake lagi, kadang malah ngga dicuci he3x...

Fikhar senang sekali dengan sekolahnya. Dia langsung adaptasi n sekarang bahkan sudah mengidentifikasi cewek yg akan dinikahinya...namanya Ashia (orang Malaysia), "She's the girl I want to marry, she's very pretty," katanya. Gua udah ngga boleh lagi cium dia di depan teman-temennya, karena pernah sekali pulang sekolah gua cium and temen-temen ceweknya langsung teriak2:"Mummy's boy!"...hmmm...

Ada 2 folder yg harus dibawa sama Fikhar tiap hari, homework folder and home reader folder. Kalo homework kadang-kadang aja. Kalo home reader ada buku yg harus dibaca tiap malam dan ortunya harus mencatat di log book yang akan dilihat gurunya. Fikhar sebenarnya sudah bisa baca dengan lancar, walaupun ada beberapa kata yg dia lafal salah.

Tiap hari untuk makan siang Fikhar dibawain sandwich, isinya kalo ngga peanut butter, ayam atau turkey. Beberapa hari terakhir ini gua usahain bawain sayur-sayuran, karena ternyata dia and Raeka mau makan sayur yg dibekukan (fresh frozen veggies) yaitu yang campur (wortel, kacang polong n jagung). Ibunya sih senang banget, karena sayur itu tinggal di kukus and disajikan. Tapi hari ini sayurnya tidak dimakan dan rotinya juga sering ngga habis. Alasannya keburu bel masuk. Akhirnya gua grounded ngga boleh nonton TV seminggu sampai dia berhasil menghabiskan makan siangnya.

Raeka sebenarnya sekolah kinder-nya cuma sehari, yaitu tiap hari Jumat tapi karena di day care-nya aktivitasnya mirip kayak di sekolah, jadi kita bilangnya ke dia tiap hari Selasa dan Rabu dia sekolah. Raeka juga langsung adaptasi, tapi hari ini tau-tau dia bilang, "Aku capek sekolah terus." Nah, mungkin iya juga sih, karena hari Selasa dan Rabu dia dari jam 10-an sampai jam 16.00-an. Kindernya yang hari Jumat juga bayar $110 dan tidak diganti sama Federal Government.

Kalau tidak sekolah, Raeka di rumah sudah lebih banyak main sendiri atau nonton TV. Gua bahkan bisa kerja bersih-bersih seharian karena dia sudah bisa menghibur dirinya sendiri. Mainnya ya seperti biasa, jadi mbak/bunda/ibu ngurusin Clarita, nyanyi-nyanyi sendiri sambil berimajinasi ada temen-temen sekolahnya. Mainannya di sini langsung banyak karena ada peralatan makan bayi bekas anaknya Dito. Waktu pertama kali gua beres-beres and ngeluarin peralatan itu, dia ribut banget,"Ini masih dipake ngga? Boleh buat aku ngga?"

Nafsu makannya juga jadi lebih besar. Tiap 2-3 jam dia akan sambat lapar. Biasanya kalo belom waktu makan siang, gw kasih roti, atau dia ngambil sendiri marshmallow dari kulkas. Hari ini bahkan dia ngemil si sayuran campur itu. Karena dijanjikan dibawa jalan-jalan Sabtu ini, dia mau nyoba makan brokoli, eh ternyata suka. Jadi selain sayuran campur itu, Raeka juga suka makan brokoli. Lega deh Ibunya, anak2 tidak tergantung vitamin sayur lagi...