Oct 21, 2008

Fikhar 7 tahun

Hari ini Ranu Fikhar Sjahrazad ulang tahun ke-7. Selamat ya mblong, semoga semua mimpi-mimpimu terwujud. Semoga makin sayang sama adek. Semoga makin baik sama kawan-kawan. Semoga terus jadi anak yang riang dan murah senyum.

(dulu)

(sekarang)

Oct 20, 2008

Surprise!

Senin siang, Darlington dapat kejutan. Tete datang! Sama sekali tanpa pemberitahuan. Eyang gembira bukang kepalang. Ifa, yang sejak lama sudah menduga, tetap tertegun juga menyaksikan kehadiran Tete, dan cuma bisa bilang "I knew it.. I knew it..." berulang-ulang. Raeka jejeritan dan langsung minta gendong. Sampai Eyang cemburu, karena waktu Eyang datang Raeka terkesan tak bersemangat. Fikhar yang dijemput Tete pulang sekolah tertawa riang. Dia tau ulang tahunnya yang ketujuh, yang datang esok, bakalan meriah dan banyak hadiah.

Oct 9, 2008

Crash!

Subuh tadi, waktu sedang antar koran, Camry nabrak mobil di depan Brunetti. Lumayan keras. Bagian depan kiri cukup parah, sampe rodanya nyangkut. Kap depan agak terangkat, dan mesin mobil gak bisa distater. Padahal baru aja dua minggu lalu semua urusan mesin beres. Dan, baru hari selasa kemaren, starter-nya diganti yang baru. Mobil yang tertabrak, rusak bagian samping kanan depannya. Rodanya juga nyangkut. Tapi mesinnya masih bisa nyala. Pelajaran penting: Segera daftar asuransi waktu beli mobil.

Yang bikin tentram hati, semua kawan datang membantu. Erik dan Vince bantu menuntaskan antaran koran rute Drummond dan Leicester. Omar dan Belly bergantian menemani menunggu kedatangan towing truck. Nick, Rob, dan Vidi (para penguasa Gudang) kasih support lewat telpon dan urus pengaturan mobil buat ngoran. Kiki bantu antar jemput Fikhar ke sekolah. Bahkan, tetangga depan yang kerja di bengkel, ikut bantu periksa kerusakan dan kasih estimasi biaya perbaikan.

Ifa, meski awalnya shock, segera bisa menenangkan diri dan menguasai keadaan. Mental tahan banting dan pantang menyerahnya segera bangkit di saat krisis. Fikhar juga sangat supportive, ikut menenangkan ibunya waktu masih shock. Raeka juga turut menolong: bergembira ria sepanjang hari. Dan, untung ada Eyang, yang tanpa lelah main sama para gemblongs dari pagi sampai maghrib.

Hari ini, camry sial lagi. Tapi kami juga diingatkan kembali, banyak sahabat, kawan dan kerabat, juga tetangga yang selalu hadir dan membantu di saat-saat sulit seperti ini.

Oct 6, 2008

Idul Fitri

Rabu, 1 Oktober 2008 disepakati oleh pengurus PBrunswick sebagai hari pelaksanaan Shalat Eid di Melbourne University. Sudah puluhan tahun PBrunswick (pengajian mahasiswa Indonesia di daerah Brunswick), bertempat di Melbourne University, menyelenggarakan tradisi shalat dan halal bihalal warga muslim Indonesia yang tinggal di sekitar Melbourne City dan Inner Suburb. Kali ini yang dikorbankan sebagai koordinator tak lain tak bukan, Rifqi Assegaf alias QQ. Dampak langsungya, Darlingtonian yang memang juga pengurus pengajian makin tercebur dalam persiapan lebaran kali ini. Ifa dengan dukungan penuh dari Eyang yang sedang berkunjung ke Darlington, bahu membahu dengan tim konsumsi menyiapkan hidangan tradisional lebaran untuk 1000 orang. Rival ngurus transportasi untuk belanja perlengkapan shalat jamaah dan makan-makan. Untuk itu, kita juga nyewa mobil van raksasa buat ngangkut segala macam makanan, barang, sound system dan juga panitia.

Selain makanan yang dibawa panitia, banyak keluarga dan mahasiswa juga secara bergotong royong membawa makanan untuk dinikmati bersama-sama. Jumlah yang dianjurkan maksimal setara dengan porsi 30 orang. Jenisnya bisa macam-macam, tapi yang utama adalah: Opor, telur balado, sambal goreng ati, rendang dan sayur labu. Untuk minuman, yang disediakan oleh pantitia adalah air putih. Yang dibawa jemaah beraneka rupa, dari jus tropica fruits sampai teh kotak cap botol khas Indonesia. Pemandangan di jalur kedatangan sungguh meriah dan membesarkan hati. Parade jemaah yang datang bergelombang membawa makanan, jalan berbondong-bondong dengan busana segar-meriah dihias raut wajah yang memancarkan kegembiraan. Membikin suasana perayaan Idul Fitri serasa tak di negeri orang.

Di Darlington, proses menuju lokasi perayaan, sesungguhnya tak berjalan mulus. Rival, dan para pekerja koran yang muslim lainnya, tetap harus mengantar koran. Untuk hari itu, mereka sudah harus datang lebih awal, pukul 3 pagi, sehingga bisa selesai kira-kira pukul 5 subuh. Sayangnya, pada malamnya Rival masih harus bantu ngetes sound system di Darlington sampe pukul 11.30, jadi agak terlambat tidur. Alhasil, pagi itu Rival memecahkan kaca jendela pelanggan di 21 Queensberry. Di rumah situasinya tak kalah heboh. Ifa, Eyang dan Fikhar sibuk membujuk Raeka yang sedang nangis-rewel karena gak mau pakai baju batik yang dibawa Eyang dari Jakarta. Fikhar, yang selalu sabar di saat krisis, tak putus asa merayu adiknya untuk mau memakai baju itu. Bahkan dengan lembutnya berusaha memakaikannya, meskipun sang adik terus mengelak dan menolak.

Untungnya, ketika Rival sudah siap, Raeka berhasil diyakinkan oleh Ifa untuk pakai baju batik yang imut itu. Sehingga, Darlington gank bisa berangkat juga sebelum jam 7, tak lupa menenteng rendang ala bu Hasan dan Opor ala Ifa. Sampai kampus suasana sudah ramai. Di luar maupun di dalam sport centre, tempat acara berlangsung, sudah dipenuhi orang-orang yang sibuk bercengkerama, bersalaman dan saling mengucap maaf. Di jalur menuju ruang shalat di lantar dua, orang-orang juga antre membayar zakat. Anak-anak berseliweran di antara para jemaah ini. Termasuk Yazi, Victra dan Dhafin kawan dekat gemblongs. Fikhar dan Raeka otomatis bergabung dengan jemaah krucil ini. Eyang dan Ifa langsung menuju area hala bihalal dan makan-makan di halaman belakang. Di sana, telah terhampar 10 meja makan panjang dan belasan petugas konsumsi yang sedang mengatur hidangan. Cuaca yang hangat dan semilir angin sejuk menambah semangat para panitia yang sedang bekerja mempersiapkan acara.

Shalat Eid mulai sekitar pukul 07.45 ADT. Ruangan hall basket ball itu penuh dengan jemaah yang khusu. Khatib Eid untuk tahun ini adalah Ust. Nu'im Khaiyat, penyiar ABC chapter Indonesia, yang sudah puluhan tahun tinggal dan jadi tetua warga Indonesia di Melbourne. Dengan aksen dan ritme Melayu-Deli yang kental plus baju kuning yan menyala, Ust Nuim menyampaikan khotbahnya dalam bahasa Indonesia, dan pada bagian akhir dirangkumnya ke bahasa Inggris. Kira-kira pukul 8.40 jemaah sudah menuju ke area halal bihalal sambil saling bermaaf-maafan. Fikhar baru bergabung lagi dengan Ifa dan Eyang pada saat menjelang acara makan ini. Sebelumnya dia shalat dekat Yazi dan Dhafin.

Sepanjang para orang tua menikmati makanan, anak-anak tanpa kenal lelah lari-lari, naik turun tangga, adu cepat merayap di atas matras dan teriak-teriak bak burung gagak kalap. Entah pada akhirnya mereka sempat makan secara memadai atau tidak. Yang pasti hari itu mereka turut merasa gembira dan bersuka cita merayakan hari raya.

Seluruh acara berakhir kira-kira pukul 10.30. Selesai beres-beres kurang lebih 11.30. Makanan masih banyak yang tersisa, minuman apalagi. Panci-panci dan wadah makanan yang harus dicuci juga sudah menunggu dengan setia. Barang-barang pinjaman; tikar, sound system dan Van sewaan juga mesti segera diantar. Meskipun jadi rombongan yang paling akhir, Darlington gank untungnya bisa langsung pulang, karena tugas sudah tuntas. Eyang yang sudah menunggu dengan sabar akhirnya bisa segera beristirahat. Hanya Fikhar dan Raeka yang tetap ngotot mau main ke rumah Yazi-Victra. Walaupun Ifa sudah bilang mereka harus istirahat mereka terus bilang "we're not tired" berulang-ulang. Untungnya, tak sampai 5 menit mobil jalan, dua gemblongs itu sudah jatuh terlelap tanpa suara.