Sep 23, 2008

8th

It is our 8th anniversary today...!


Sep 16, 2008

5 Keuntungan Tambahan

Ada keuntungan tambahan sebagai pengantar koran:

1. Koran gratis. Kalau mau, tiap hari bisa bawa pulang semua harian yang beredar di Melbourne; The Age, Herald Sun, Australian, Financial Review, Sing Tao (Chinese), Neos Kosmos (Greek), Il Globo (Italian), dan satu koran Arabic. Saya biasanya bawa 2 koran saja The Age dan Herald Sun.

2. Majalah gratis. Setiap minggu, majalah-majalah yang nggak laku di toko-toko dikembalikan ke Agen distribusi untuk di data dan kemudian dibuang. Biasanya, para pengantar koran 'mungut' majalah-majalah ini sebelum diangkut ke pembuangan. Ada banyak jenis dan ragamnya. Dari yang isinya gossip, masakan, mobil, life style, sports, science, current issues, kesehatan, design, home and garden, yang porno sekali dan agak porno, hobbies, sudoku & TTS, majalah anak-anak, sampai majalah-majalah yang tidak reguler, seperti Majalahnya-The Age. Yang dibawa pulang ke Darlington biasanya, The Economist, Majalah Gossip, Time (jarang ada), Discovery, National Geography, Food Magazines, Home and Garden, dan majalah anak-anak (Dora, Strawberry Shortcake, dll).

3. Hapal seluk beluk jalanan. Karena tiap hari kelalang-keliling nganter koran, dan kadang-kadang iseng ngubah jalur antaran biar gak bosen, para tukang koran jadi hapal betul alamat dan jalan-jalan tikus. Terutama di radius 'round' antarannya. Khusus untuk para pengantar missed (rumah yang lolos dari antaran reguler; bisa karena lupa, dicolong orang atau pemilik rumah gak berhasil nemuin karena si koran ngumpet di semak-semak), biasanya hapal jalan-jalan di hampir semua rute koran. Mulai minggu depan, tiap hari minggu, saya akan bertugas sebagai missed deliverer.

4. Olahraga pagi. Ada 5 cabang olahraga utama yang dilakoni tukang koran: (a) Angkat beban, saat loading koran; (b) Ketangkasan menyetir mobil, terutama parkir paralel, mundur di gang sempit, putar U di jalan besar; (c) Lari sprint, ketika koran yang diantar harus masuk ke dalam mailbox atau kolong garasi; (d) Lempar rolled, ada empat sub cabang, Atap Mobil, 45 Derajat, Sisi Kanan, dan Turun-mobil-lantas-lempar; (e) Lempar Wraps, sub cabangnya Lempar ke kolong, Lempar ke Depan Pintu, dan Lempar se-Jauh2nya. Khusus untuk petugas Subbies dan return, yang nganter ke toko-toko dan ngambil sisa koran, ada cabang tambahan, angkat-dorong, yakni mengangkat puluhan bulk koran dan mendorongnya dengan troley.

5. Latihan empati dengan pekerja subuh lainnya; cleaner, barrista cafe, tukang sampah, tukang sapu jalan (pake mobil), Satpam, dan para tukang angkut.

Sep 8, 2008

Belajar Baca Al Quran

Om Kiki jadi favorit anak-anak sejak beberapa minggu terakhir. Sejak dia jadi pendongeng kisah nabi-nabi dan sejarah agama Islam di acara mingguan belajar baca Quran untuk anak-anak. Bagi orang dewasa, terutama kawan-kawannya dekatnya, Om Kiki punya track record yang kurang memuaskan sebagai pencerita, penggosip apalagi pendongeng. Padahal bila dilihat dari kriteria utama tukang cerita, sesungguhnya dia memiliki semuanya: passionate, value oriented dan great sense of humors. Kekurangannya cuma satu, yang sayangnya sangat mendasar: ia pelupa. Sehingga, dalam banyak situasi ketika ia tengah antusias bercerita dan pendengar mulai terhanyut, sekonyong-konyong hening datang, cerita terputus dan ketegangan menunggu kilmaks berganti dengan rasa jengkel sekaligus penasaran bukan kepalang. Namun, lama kelamaan, yang justru ditunggu-tunggu dari Kiki-bercerita adalah momen anti-klimaks itu sendiri, yang pada akhirnya jadi trade mark orisinilnya.

Di acara Taman Pengajian Al Quran mingguan ini, sesi "Om Kiki Bercerita" diletakkan di akhir acara. Sebagai sesi yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak. Terutama Raushan dan Raeka fans beratnya. Pembukaan TPA adalah shalat maghrib berjamaah yang langsung dilanjutkan dengan makan malam bersama dengan menu special bikinan tuan rumah yang dapat giliran. Setelah itu, baru masing-masing anak akan memegang juz 'ama dan belajar membaca Al Quran dengan panduan guru khusus atau orang tua yang ikut bergabung hari itu. Nah, tugas Om Kiki adalah pasca semua acara tersebut berlangsung. Om Kiki tetap masih sering lupa dengan detail dan alur cerita, bedanya para pemirsa cilik ini tak sedikitpun terganggu dengan itu, terhanyut passion Om Kiki mengisahkan sepak terjang nabi-nabi sepanjang zaman.

Rutinitas mingguan ini sudah berlangsung kira-kira tiga bulanan. Lokasinya bergiliran di rumah-rumah peserta belajar. Peserta utamanya adalah: Yazi, Izzat, Fikhar, Victra, Raushan, Raeka dan Rasha. Ada mahasiswa-mahasiswa yang menjadi sukarelawan mengajar Taman Pengajian Al Quran di area kampung Indonesia di northern suburb. Untuk grup ini, pengajarnya Mba Daan. Kalau dia sedang berhalangan mengajar, para orang tualah yang bertugas menggantikan. Beberapa minggu belakangan, para orang tua yang lebih banyak berperan.

Acara mingguan ini sekaligus jadi ajang kumpul-kumpul, gosip dan makan-makan bagi para orang tua. Kadang yang lebih bersemangat dan sibuk menyambut hari H adalah mereka. Sejak pembukaan TPA di rumah Uni Dina, hidangan yang disajikan langsung nyangkut di standar tinggi. Hari itu, semua peserta menyantap soto betawi ala Howson Street. Acara di Darlington baru berlangsung satu kali, dengan menu utama Iga Garang Asem ala Tumifa, yang langsung terkenal kelezatannya seantero melbourne northern inner suburb, sampai menjadi menu andalan pengajian PBrunswick menjelang Ramadhan kemarin.

Kiki dan Oci, di rumahnya yang baru di Blyth, menghidangkan ayam bumbu balado ijo ala Oci. Baim dan Nana tak kalah seru, menyajikan hidangan jepang + korea. TPA terkini berlangsung di rumah Uni Dina, sekalian buka puasa bersama, dengan sajian andalan Soto Padang plus macam-macam penganan pembuka.

Alhasil, acara TPA ini memang jadi multiagenda. Sambil anak-anak belajar agama dan Al Quran, para orang dewasa mengasah kepekaan sosial melalui gosip-gosip mutakhir dan memanjakan lidah dengan makanan yang sedap dan beraneka rasa.

Sep 1, 2008

Ramadhan di Musim Semi

Ramadhan datang hari ini, persis bersama pembukaan musim semi. Kembang sakura, di sepanjang pedestrian kampung coburg, mekar berbunga menyambutnya. Ini kali pertama, sahur tanpa iringan adzan subuh dan ocehan para pelawak/ustadz di televisi. Santapan sahur pembuka: kambing panggang kiriman kawan, Iga garang asem ala Ifa bawaan pengajian dan juz apel segar. Kami berdua saja. Fikhar dan Raeka masih lelap, agak kelelahan. Kemarin mereka pergi sampai malam, ikut pengajian dan nonton Ibunya menari saman di Festival Indonesia.

Sepulang dari sekolah, Fikhar bilang bahwa dia puasa seharian, dan protes kenapa dia dibekali makan siang. Ini kali pertama juga Fikhar puasa penuh, sampai maghrib tiba. Buka puasa pertama diisi dengan hidangan es buah peach-lecci, pizza tipis kering dan kambing panggang ala Ifa. Khusus untuk Fikhar, ada telur dadar kesukaannya. Raeka yang juga sudah ribut menjelang buka puasa sudah siap-siap dengan dua telur rebus bulat favoritnya. (Saat sedang asyik berbuka, datang satu nampan besar daging kambing dan ayam panggang dari tetangga Lebanese depan rumah. Ifa langsung gelisah: gimana ngabisinnya dan gimana ngebalesnya!)

Ramadhan datang syahdu di sini. Dihias semarak sakura musim semi. Teriring doa dan salam dari Darlington untuk orang-orang tersayang di tanah air...

("Selamat Menjalankan Ibadah Puasa!")