Sep 8, 2008

Belajar Baca Al Quran

Om Kiki jadi favorit anak-anak sejak beberapa minggu terakhir. Sejak dia jadi pendongeng kisah nabi-nabi dan sejarah agama Islam di acara mingguan belajar baca Quran untuk anak-anak. Bagi orang dewasa, terutama kawan-kawannya dekatnya, Om Kiki punya track record yang kurang memuaskan sebagai pencerita, penggosip apalagi pendongeng. Padahal bila dilihat dari kriteria utama tukang cerita, sesungguhnya dia memiliki semuanya: passionate, value oriented dan great sense of humors. Kekurangannya cuma satu, yang sayangnya sangat mendasar: ia pelupa. Sehingga, dalam banyak situasi ketika ia tengah antusias bercerita dan pendengar mulai terhanyut, sekonyong-konyong hening datang, cerita terputus dan ketegangan menunggu kilmaks berganti dengan rasa jengkel sekaligus penasaran bukan kepalang. Namun, lama kelamaan, yang justru ditunggu-tunggu dari Kiki-bercerita adalah momen anti-klimaks itu sendiri, yang pada akhirnya jadi trade mark orisinilnya.

Di acara Taman Pengajian Al Quran mingguan ini, sesi "Om Kiki Bercerita" diletakkan di akhir acara. Sebagai sesi yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak. Terutama Raushan dan Raeka fans beratnya. Pembukaan TPA adalah shalat maghrib berjamaah yang langsung dilanjutkan dengan makan malam bersama dengan menu special bikinan tuan rumah yang dapat giliran. Setelah itu, baru masing-masing anak akan memegang juz 'ama dan belajar membaca Al Quran dengan panduan guru khusus atau orang tua yang ikut bergabung hari itu. Nah, tugas Om Kiki adalah pasca semua acara tersebut berlangsung. Om Kiki tetap masih sering lupa dengan detail dan alur cerita, bedanya para pemirsa cilik ini tak sedikitpun terganggu dengan itu, terhanyut passion Om Kiki mengisahkan sepak terjang nabi-nabi sepanjang zaman.

Rutinitas mingguan ini sudah berlangsung kira-kira tiga bulanan. Lokasinya bergiliran di rumah-rumah peserta belajar. Peserta utamanya adalah: Yazi, Izzat, Fikhar, Victra, Raushan, Raeka dan Rasha. Ada mahasiswa-mahasiswa yang menjadi sukarelawan mengajar Taman Pengajian Al Quran di area kampung Indonesia di northern suburb. Untuk grup ini, pengajarnya Mba Daan. Kalau dia sedang berhalangan mengajar, para orang tualah yang bertugas menggantikan. Beberapa minggu belakangan, para orang tua yang lebih banyak berperan.

Acara mingguan ini sekaligus jadi ajang kumpul-kumpul, gosip dan makan-makan bagi para orang tua. Kadang yang lebih bersemangat dan sibuk menyambut hari H adalah mereka. Sejak pembukaan TPA di rumah Uni Dina, hidangan yang disajikan langsung nyangkut di standar tinggi. Hari itu, semua peserta menyantap soto betawi ala Howson Street. Acara di Darlington baru berlangsung satu kali, dengan menu utama Iga Garang Asem ala Tumifa, yang langsung terkenal kelezatannya seantero melbourne northern inner suburb, sampai menjadi menu andalan pengajian PBrunswick menjelang Ramadhan kemarin.

Kiki dan Oci, di rumahnya yang baru di Blyth, menghidangkan ayam bumbu balado ijo ala Oci. Baim dan Nana tak kalah seru, menyajikan hidangan jepang + korea. TPA terkini berlangsung di rumah Uni Dina, sekalian buka puasa bersama, dengan sajian andalan Soto Padang plus macam-macam penganan pembuka.

Alhasil, acara TPA ini memang jadi multiagenda. Sambil anak-anak belajar agama dan Al Quran, para orang dewasa mengasah kepekaan sosial melalui gosip-gosip mutakhir dan memanjakan lidah dengan makanan yang sedap dan beraneka rasa.