Sep 1, 2008

Ramadhan di Musim Semi

Ramadhan datang hari ini, persis bersama pembukaan musim semi. Kembang sakura, di sepanjang pedestrian kampung coburg, mekar berbunga menyambutnya. Ini kali pertama, sahur tanpa iringan adzan subuh dan ocehan para pelawak/ustadz di televisi. Santapan sahur pembuka: kambing panggang kiriman kawan, Iga garang asem ala Ifa bawaan pengajian dan juz apel segar. Kami berdua saja. Fikhar dan Raeka masih lelap, agak kelelahan. Kemarin mereka pergi sampai malam, ikut pengajian dan nonton Ibunya menari saman di Festival Indonesia.

Sepulang dari sekolah, Fikhar bilang bahwa dia puasa seharian, dan protes kenapa dia dibekali makan siang. Ini kali pertama juga Fikhar puasa penuh, sampai maghrib tiba. Buka puasa pertama diisi dengan hidangan es buah peach-lecci, pizza tipis kering dan kambing panggang ala Ifa. Khusus untuk Fikhar, ada telur dadar kesukaannya. Raeka yang juga sudah ribut menjelang buka puasa sudah siap-siap dengan dua telur rebus bulat favoritnya. (Saat sedang asyik berbuka, datang satu nampan besar daging kambing dan ayam panggang dari tetangga Lebanese depan rumah. Ifa langsung gelisah: gimana ngabisinnya dan gimana ngebalesnya!)

Ramadhan datang syahdu di sini. Dihias semarak sakura musim semi. Teriring doa dan salam dari Darlington untuk orang-orang tersayang di tanah air...

("Selamat Menjalankan Ibadah Puasa!")

6 comments:

martin goro-goro said...

Our beloved darlings,

from the tone that could be sensed from our beloved daughter's writing, we know that although she is subdued, she is happy! And if she is happy then her husband is also happy and so too her children.

Fikhar, in your latest picture, you look very composed and mature already in the way you sit next to your sister. She is also cheerful knowing her brother is alwayas there besides her.

Yesterday, Eyang, Eyang Liek, Eyang Dayat and Tete went to the late Eyang Syaif's cemetery. We prayed for less than an hour before his grave. Eyang looked very subdued but her eyes filled with sisterhood/brotherhood love. This quality of Eyang's family is the one that Tete admire most. Eyang and her sister and brothers love each other dearly and genuinely. A quality that should be cherished and preserved.

After leaving the cemetery, we went to Cibubur Junction for big lunch a day before fasting starts. Tete let Eyang Dayat to have anything he desired to eat and drink. Eyang Dayat was very happy. While we were eating, Eyang told us proudly that your mother, Bu Ifa, is a good cook with a personal touch. Although she is the only child, that special position does not show itself in the way she responsebly manages her household, caring for her husband and especially her beloved children, Fikhar and Raeka. Tete only smiled proudly and simply said: "that's my daughter!'. You two are very lucky to have a mother like her and a soft-heartened father like your 'ayah'.

Selamat menjalankan ibadah puasa para kekasih kami, semoga selalu teduh dan sejahtera. Amien.

Love always, Eyang and Tete

Darlington Gank said...

he..he...he...thanks, thanks...tapi yg nulis di blog dari agustus-sept Rival...tapi analisisnya tetap benar kok

martin goro-goro said...

Dear Darlings,

oo gitu. Papa pikir Ifa yang nulis. Pilihan kata yang digunakan memang menunjukkan olahan Rival, seperti:persis, mekar berbunga, ocehan, protes dan orang-orang tersayang.

Ibu sudah gelisah mau cepat-cepat ke sini. Tapi terus ragu dengan menanyakan apakah Papa membutuhkan dia bila Papa jadi kontrak dengan Asia Foundation. Ibu itu di lapangan lincah dan telaten dalam wawancara mendalam. Kemungkinan besar Ibu baru bisa datang sekitar 20 Oktober (18 atau 19 Oktober dari Jakarta). Papa hampir pasti baru Januari-Pebruari baru bebas dari tugas lapangan.

Hari ini Tete tidak puasa karena kemarin lemas sesudah seharian nyopir keliling Jakarta. Mungkin besok Tete akan puasa lagi. Fikhar masih bertahan puasa. We are very proud of you Honey.

Love always, Eyang and Tete

martin goro-goro said...

Dear Darlings,

sore ini buka puasa makan apa?

Eyang gorengan bandeng buat sahur Papa nanti.

Love, Tete and Eyang

Darlington Gank said...

Fikhar masih puasa tapi sampai setengah hari saja sekarang karena hari Selasa kemarin dia melakukan hal yg sangat berbahaya sampai2 Ayah n Ibunya dipanggil sama gurunya. Fikhar naik pinggiran jendela yg bisa terbuka sehingga dia bisa jatuh ke jalan. Gurunya, Rosa, bilang dia shock Fikhar bisa berkelakuan begitu dan menurut Rosa kemungkinan judgement Fikhar agak terganggu karena blood sugar-nya rendah (karena puasa). Setelah Ifa bilang Fikhar ngotot ngga mau dibawain makan siang karena peer pressure (teman2nya ngejekin waktu hari pertama puasa dia bawa makanan), Rosa akhirnya yang menasehati bahwa teman2nya Fikhar juga puasa-nya setengah hari, yg puasa penuh biasanya yg sudah berumur 12 tahun.

martin goro-goro said...

Dear Fikhar,

dengarkan nasehat Bu rosa, guru Fikhar dan ayah serta ibu. Mereka itu orang-orang yang sayang ama Fikhar. Teman-teman Fikhar juga sayang ama Fikhar, tapi guru dan orangtua lebih sayang lagi. Jadi ikutin nasehat guru dan orangtua.

Puasa setengah hari saja. Tuhan itu ngerti kok kalau anak-anak belum kuat puasa.

Love Eyang and Tete