May 15, 2008

Dunia (Ternyata) Selebar Daun Kelor

Pepatah yang bilang bahwa "dunia tak selebar daun kelor" kayaknya kurang berlaku sejak berangkat ke Melbourne Januari lalu. Ini cerita tentang kawan-kawan di Melbourne yang ternyata punya kaitan dengan kerabat dekat atau proses pertemanan di Jakarta.

Pertama-tama yang jelas, Rival memperpanjang rekor satu sekolah bareng sama Rifqi, yang udah berlangsung sejak SMP. So, kalau lulus tahun depan mereka berdua belajar bersama, plus sekantor, selama kurang lebih 22 tahun. Rifqi or Kiki, juga ke Melbourne sama keluarganya, Oci sang istri dan dua orang anaknya; Raushan (5 th) dan Rasha (1,5 th). Oci, adalah juga temen seangkatan Ifa di kampus. Nah, kakaknya Kiki, Ibrahim or Baim, juga belajar ke Melbourne Uni bareng sama istrinya, Najwa (Nana), plus anaknya Izzat (7 th). Baim and Nana lulusan FHUI juga. Baim juga sempet dan masih jadi temen kerja Rival di PSHK. Rival, Kiki and Baim berangkat ke Melbourne barengan 2 Januari 2008.

Sejak sampai di Melbourne, Mereka bertiga ngekos di rumah Luky Djani, gembong Indonesia Corruption Watch (ICW). Luky, teman kerja (Koalisi LSM) Rival, Kiki dan Baim di Jakarta. Istrinya, Dara, alumnus FISIP UI angkatan 95, mahasiswanya Papa and Ibu. Flat Luky and Dara di Lang St, Parkville waktu itu sedang ditinggal kosong karena Dara lagi magang dan penelitian di Aceh, sedangkan Luky pulang ke Jakarta sama Salma (2 th), anaknya. Flat itu jadi markas besar perburuan rumah ke seluruh penjuru Melbourne, dari ujung Coburg sampe pinggir St. Kilda.

Selama berburu rumah ditemenin dan dipandu sama Cucha, anak Indonesia tetangga Kiki di Kompleks AL Cinere, yang nikah sama Scott WN Australia. Dia udah sepuluh tahun di Melbourne, dari sejak kuliah sampe nikah. Cucha, juga adalah temen seangkatan SMP Rival dan Kiki di Cipete. Selama pencarian akomodasi, yang prosesnya melalui puluhan inspeksi, bantuan Cucha dan Scott tak terkira pentingnya. Mereka bahkan sudah siap sejak hari pertama rombongan Jakarta datang. Tanpa diantar mobil mereka sulit mengejar banyak jadwal inspeksi yang waktunya hanya berselang 10-15 menit antar tiap rumah yang jaraknya rata-rata bisa 3-5 km.

Ketika minggu kedua perburuan berlangsung, di tengah kefrustasian karena susahnya dapet offer dari agent, sekonyong-konyong Rival terima sms dari Mas Bagus Aryo, bunyinya kira-kira: "Ada rumah mau ditake-over di Coburg, segera telpon Dito setelah jam 5 sore". Mas Bagus adalah mahasiswa PhD di Unimelb, baru kenal di Melbourne. Mas Bagus adalah juga dosen di Departemen Kesos di FISIP UI, koleganya Tante Cacis (Ibunya Lawe, temen seangkatan Rival di FHUI). Mas Bagus juga sempet kerja bareng Papa di Aceh tahun lalu di proyek yang dkomandoi Tante Cacis. Istrinya, Mba Titi juga anak FISIP UI, yang rupanya teman marching band Oci selama kuliah.

Sore itu juga telpon Dito dan janjian ketemu besok paginya. Sekitar jam 10 siang, Rival and Kiki sampe di Darlington Grove. Sejak liat rumahnya udah langsung tertarik, karena selain cukup besar, unit itu juga punya pekarangan depan yang cukup luas dan dipasang pager. Setelah ngobrol-ngobrol agak panjang dengan Dito baru ketahuan bahwa dia alumnus FEUI yang waktu jadi mahasiswa baru cukup akrab sama Ery, temen kerja Rival di PSHK dan saudara ipar Kiki dan Baim. Ery dan Dito punya kesamaan, hobby latihan martial arts. Istri Dito, Kartika or Ika, adalah anak FHUI yang seangkatan dengan Nana. Ika juga cukup akrab dengan Junet temen se-gank Rival dan Kiki di kampus. Ketika Junet jalan-jalan ke Melbourne tahun 06, dia nginepnya di Darlington.

Ika udah pulang ke Jakarta, rencananya mau melahirkan anak ketiganya di sana. Dito yang masih ada kuliah sampe Juni tahun ini berencana pindah ke apartemen temannya di City, demi menghemat biaya dan waktu. Teman Dito yang dimaksud namanya Benny, lulusan Taruna Nusantara, kakak kelas Hani adik bungsu Baim dan Kiki.

(Rival, Dito, Luky dan Dara di Darlington)

Untuk sementara, sambil terus berburu akomodasi, rumah di Darlington ditempati sama keluarga Baim. Rumah Lang st. ditempati keluarga Kiki. Rival yang masih "single" untuk sementara ngekos di rumah Uda Edi di Brunswick West. Windu, kawan Rival di kampus, yang kasih informasi tentang temporary akomodasi ini. Windu sendiri juga semasa kuliah di Melbourne sempat ngekos di sana. Windu dan Uni Dina (Istri Uda Edi) dahulu teman satu angkatan di SMA. Uni Dina sedang ke Aceh untuk penelitian PhD-nya, dan anak-anak mereka, Yazi dan Victra diboyong ke Jakarta untuk liburan musim panas. Makanya, satu kamar mereka dikos-in untuk mahasiswa baru yang masih kebingungan cari akomodasi tetap.

Selama nge-kos di Howson St. ini, banyak pengetahuan tentang Melbourne didapet, terutama tempat-tempat belanja murah dan lokasi-lokasi hiburan keluarga. Uda Edi, di tengah kesibukannya kerja, masih rajin banget ngajak jalan-jalan. Bahkan, sempat nonton fireworks berduaan di Yarra River waktu Australian Day. Juga nonton Final Australian Open di Federation Square. Ketika udah jalan dua minggu mondok baru ketahuan bahwa Uni Dina adalah orang yang ngurus perjalanan Papa ketika tahun lalu diundang Asia Centre Unimelb untuk presentasi hasil penelitiannya di Lombok. Nah, yang jemput Papa di airport dan antar ke hotel ndilalah adalah Uda Edi.

What a small world....

1 comment:

gepede76 said...

Boss RGA, boleh ditambahin kl Dara istrinya Luky adalah temen sebangku gue SMA. Sementara gue sendiri adalah junior elo & Ifa di kampus dan PSHK. Terlalu jauh kali ye...piss